Kamis, 20 September 2018

Lebaran di 2329 MDPL

Halo guys gimana nih kabar kalian? Moga aja selalu sehat yeee.. Yang lagi sakit moga di sembuhkan sakitnya. Yang lagi galau, Yaileeee masih aja galau lu tong? Move on lah :D

Kali ini saya akan membagi sedikit pengalaman saya ketika lebaran kemarin tepatnya 17 Juni 2018. Lebaran kali ini berbeda dengan lebaran saya yang pernah saya lewati. Penasaran? Simak aja yaaa guys...

Seperti yang saya katakan tadi, lebaran kali ini berbeda dengan sebelum nya, karena lebaran kali ini keluarga saya memutuskan untuk lebaran di Kota Malang. Yang mana sebelum nya kami selalu lebaran di tempat kelahiran dan tempat besar saya yaitu Kota Ambon.

Ketika H-5 keluarga saya sudah pada di malang, ada juga nenek saya yang datang dari Padang untuk lebaran bersama kami di Malang. Ini bermula ketika ibu saya iseng mengatakan bahwa dia pingin sekali ke bromo, karena katanya selama hidupnya dia belum pernah sama sekali ke bromo. Karena mendengar perkataan itu, bapak saya dan om saya langsung menanggapi hal tersebut. Mereka lalu menanyakan saya dan kakak saya bagaimana cara nya agar bisa sampai ke Bromo. Karena kami berdua sudah pernah ke bromo, kami pun menjelaskan secara detail.

Setelah berunding keluarga, kami pun sepakat untuk ke bromo. Dalam batin saya, saya merasa sangat senang. Karena yaa kapan lagi ke gunung bromo bersama keluarga. Kamipun berangkat ke bromo tepat pukul 00.00 WIB. Oh iya transportasi yang kami gunakan yaitu mobil Jeep 2, itu sudah kesepakatan rundingan beberapa hari sebelum berangkat, di karena kan juga nenek saya yang juga ikut ke bromo. Kami ke bromo melewati jalur tumpang, kurang lebih 2-3 jam perjalanan. Ketika sampai di pemberhentian terakhir, kamipun turun dari jeep dan berniat untuk menunggu waktu Subuh, karena saat itu jam menunjukan pukul 03.15 WIB. Ketika hendak berwudhu, saya merasakan air yang begitu dingin sampai menusuk tulang saya, berasa seperti kena penyakit rematik. Dan setelah wuduh, saya dengan penasaran mengecek seberapa dingin kah bromo saat itu sampai air saja bisa menusuk tulang. Dan emang benar, saat itu suhu di bromo 7°C.

Setelah kami shalat subuh, kami menyempatkan waktu makan sarmento dan ngopi, untuk menghangatkan badan kami, ya walaupun saya tau itu tidak pengaruh sih. Ketika waktu menunjukan pukul 04.15 WIB, kami bergegas ke tempat yang ingin kami tuju yaitu spot sunrise. Ketika sesampai nya di sana ternyata banyak sekali pengunjung yang berdatangan, bukan cuma dalam negeri saja tapi ada juga dari mancanegara. Saya menyaksikan proses matahari terbit (Sunrise) itu dengan penuh takjub karena Tuhan telah menciptakan bumi ini dengan sebaik-baiknya. Ketika matahari telah terbit, sekitar pukul 05.15 WIB, kami menyempatkan waktu untuk berfoto berlatar belakang gunung bromo. Setelah puas berfoto, kami tak langsung pulang. Kamipun bergegas turun ke bawah, ingin melihat lebih dekat kawah bromo tersebut. Untuk bisa sampai di kawah, kami turun ke bawah menggunakan jeep dan berhenti parkir di jarak kurang lebih 1,5km dari gunung bromo tersebut. Dan jika ingin ke kawah nya, bisa gunakan kuda yang di sewa di sekitar situ. Yang ke kawah itu hanya saya, kakak saya, adik saya, dan tante saya saja.

Setelah puas berfoto di kawah, kami pun turun dan kembali ke titik temu dimana keluarga saya sebagian menunggu di situ. Oh iya, sebelum naik ke kawah kami menyempatkan juga berfoto dengan beragam jenis gaya. Setelah turun dari kawah, kami pun bergegas pulang, karena saat itu jam menunjukan pukul 08.50 WIB. Tak lupa pula kami berhenti di beberapa tempat seperti pasir berbisik dan juga bukit teletubbies untuk berfoto lagi dan lagi. Setelah puas berfoto kami pun langsung pulang kembali ke rumah. Ketika sampai rumah, kami semua langsung tidur karena memang sangat melelahkan.

Ini merupakan pengalaman berharga bagi saya, karena bisa mendapat cerita baru ketika lebaran. Moga cerita ini bisa menginspirasi kalian semua yaa guys.





Jumat, 13 April 2018

Sahabat Terbaik


Haloo guys gimana nih kabar kalian?? Mudah-mudahan sehat selalu ya. Kali ini saya mau berbagi sedikit cerita tentang seseorang yang menyukai sahabat nya sendiri atau bisa di bilang “sahabat jadi cinta”. Penasaran kan?? Nih di baca aja langsung ya....
Mereka berdua udah berteman lama dari masih jaman nya pakai baju seragam merah putih. Awalnya mereka hanya temenan layaknya pertemanan pada umumnya. Pada saat itu mereka berdua belum terlalu dekat, hanya sebatas teman saja. Ketika beranjak ke jenjang selanjutnya si cowo ini memilih masuk ke sekolah menengah pertama negeri, dan cewek itu memilih masuk pesantren (mondok) di luar kota. Karena udah terpisah jarak, terkadang mereka berdua saling menghubungi satu sama lain menanyakan perkembangan sekolah nya bagaimana. Makin hari hubungan mereka makin dekat sampai mereka menamai hubungan mereka sendiri dengan sebutan “sahabat”. Ya masih sahabat, belum sahabat sejati. Karena saking sibuk dengan dunia nya masing-masing, mereka sempat hilang kontak. Di saat hilang kontak itu, si cowo berada kondisi dimana kangen banget sama dia, kangen kontakan lagi, bercanda layaknya sahabat. Tanpa pikir panjang kemudian dia memberanikan diri kembali menghubungi cewek itu via sosmed.
Komunikasi pun berlanjut ketika chat via sosmed nya di bales, dengan topik yang masih sama yaitu membahas dunia sekolah. Tapi menjadi lebih terbuka satu sama lain. Saking dekatnya mereka berdua, si cowo merasakan perasaan yang berbeda, perasaan yang melebihi batas sahabat. Namun ketika itu dia lebih memilih untuk tidak langsung mengutarakan isi hati nya kepada sahabatnya. Dia merasakan kalau teman sekaligus sahabatnya sendiri ini menjadi cinta pertama dia. Meskipun begitu, hubungan mereka bedua makin akrab. Sampai suatu saat ketika telah lulus jenjang SMP, si cowo memberanikan diri mengutarakan isi hati nya. Dia sudah memikirkan segala resiko yang di alami nya nanti. Namun mendengar isi hati sahabtnya tersebut, si cewe ini menolak dengan alasan dia belum mau pacaran dulu. Dari situ lah hubungan mereka bedua menjadi semakin erat lagi. Mereka sudah tidak malu lagi menceritakan pengalaman-pengalaman nya ketika memasuki jenjang SMA. Karena tidak mau melukai perasaan satu sama lain, mereka menamai hubungan sahabt mereka dengan sebutan “soulmate”. Namun hanya sebatas sahabat saja.
Karena berniat melupakan isi hati nya itu, kemudian si cowo berusaha mencari pasangan lain. Namun ketika sahabat nya tau kalau si cowo udah punya pasangan, dia ternyata merasa sedih juga karena sebenarnya dia juga menaruh perasaan suka kepada sahabatnya sendiri. Ketika SMA, si cewe berniat untuk melanjutkan pendidikan nya di pesantren yang sama. Dari mulai awal masuk pesantren ketika lulus Sd- kembali masuk pesantren lagi, cewe ini sama sekali belum pernah memiliki cowo. Dia hanya dekat dengan sahabatnya saja. Karena tau sahabatnya udah punya pasangan, perlahan si cewe ini mulai move-on dari perasaan nya sendiri. Karena dia pikir bahwa sahabatnya mungkin sudah tidak suka lagi dengan dia.
Ketika dia lulus dari pondok, dia memilih melanjutkan studi nya di salah satu perguruan tinggi di daerah Jawa. Begitupula dengan sahabatnya yang memilih melanjutkan studi perkuliahan di salah satu perguruan tinggi swasta di Jawa. Ketika beranjak di dunia perkuliahan, mereka berdua masih tetap erat hubungan layaknya sahabat. Masih saling menghubungi satu sama lain. Sampai suatu ketika di sela-sela chatting si cewe tersebut menceritakan kepada sahabatnya kalau dia sudah memiliki pasangan namun pasangan nya bukan kuliah melainkan sudah bekerja. Mendengar cerita tersebut awalnya si cowo merasa gak rela aja ternyata orang yang dulu dia suka melebihi batas sahabat ternyata sudah memiliki pasangan. Tapi itu merupakan kondisi di mana si cowo juga sudah memiliki pasangan, jadi apa yang bisa dia perbuat. Dia hanya bisa menerima kenyataan, dan turut bangga karena sahabatnya sudah bisa berani membuka hati nya untuk pria lain.
Hari terus berlanjut, karena sudah mengetahui masing-masing sudah memiliki pasangan, mereka berdua berbagi pengalaman dan menceritakan keluh kesah dengan pasangan mereka masing-masing. Ada waktu di mana si cowo memiliki masalah dengan pasangan dan dia meminta pendapat sahabatnya itu untuk membantu nya mencari solusi masalah tersebut. Sebagai sahabat tentu nya si cewe memberikan pendapat dan solusi yang terbaik bagi sahabatnya sendiri. Setelah di pikir-pikir tentang solusi tersebut, si cowo ini mengikuti solusi sahabatnya yaitu dengan mengakhiri hubungan si cowo dengan pasangan nya karena sesuatu hal. Beberapa hari setelah itu, si cowo kembali merasakan perasaan yang dulu pernah terjadi ketika dia mengutarakan isi hati nya pada saat masih jenjang sekolah. Kemudian si cowo ini berusaha kembali mengutarakan isi hati nya kepada sahabatnya tersebut, namun dengan kondisi dimana sahabatnya masih memiliki pasangan dengan orang yang sudah bekerja tadi. Dia mengutarakan semua isi hati nya selama ini dari pertama kali dekat – sekarang. Namun apa daya yang bisa cowo ini lakukan. Dia juga tidak mau menjadi penghalang hubungan sahabatnya. Dia akan merasa bahagia apabila sahabatnya itu juga merasa bahagia. Sampai sekarang hubungan sahabat mereka masih berjalan aman dan masih menggunakan sebutan “soulmate” dalam hubungan persahabatan mereka.
Nahhh gimana nih guys?? Ada yang punya pengalaman sama kayak cerita saya gak?? Banyak lohh guys sekarang sahabat menjadi cinta. Menurut saya sih perasaan sahabat jadi cinta itu yaa wajar wajar aja sih selagi di jalur yang bener dan tujuan nya baik. Namun biasanya yang jelek dari persahabatan jadi cinta itu ketika ingin mengakhiri status hubungan nya. Ketika udah putus, bisa jadi persahabatan yang kalian punya itu bisa kacau juga. Tapi balik lagi sih ke pribadi masing-masing yang ngejalanin nya. Terkadang kita harus merelakan sesuatu agar persahabatan kita selalu kekal dan tidak membuat permusuhan. Karena mencari sahabat itu lebih sulit di banding mencari pacar atau teman biasa. Betul apa betul guyss????